Caleg Demokrat 'Ngamar' Bersama Polisi saat Suaminya Sakit
Keduanya, digerebek tengah berduaan oleh warga Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul, Rabu (22/1/2014) dini hari.
Menurut penuturan Anto, warga setempat, peristiwa tersebut bermula saat para warga sedang ronda malam karena kini di daerah tersebut sering terjadi kasus pencurian.
Ketika waktu menunjukan pukul 00.30 wib, warga mendapati sepeda motor yang berhenti di depan rumah Caleg perempuan itu.
"Ada motor yang datang dan berhenti di rumah itu lalu hilang. Saat dicari ternyata orangnya hilang sedangkan motornya ada di halaman. Lalu saat dicari oleh warga ternyata di dalam ada orang tersebut (oknum anggota polisi)," kata Anto, Kamis (23/1/2014).
Kecurigaan warga muncul karena saat itu suami SS, yakni Agus W (39) yang bekerja sebagai sopir di sebuah perusahaan otomotif daerah Janti, sedang sakit dan dirawat di rumah sakit.
Setelah dilakukan penggerebekan ke dalam rumah, warga menjumpai ada seorang lelaki yang bersembunyi di balik pintu rumah. Sebelumnya, SS membantah keberadaannya.
Warga kemudian membawa anggota polisi berinisial Bripka FJ (32) yang diketahui bertugas di Polsek Srandakan itu untuk keluar rumah.
Warga yang tersulut emosi sempat menghujani pukulan ke Bripka FJ, ia kemudian mengeluarkan pistol dan mengangkatnya ke atas meskipun tidak sampai meletus.
Kapolsek Srandakan Komisaris Suhardi, membantah tentang adanya isu perselingkuhan sebagaimana yang disangkakan oleh warga.
Ia menjelaskan, sesuai versi kepolisian, bahwa permasalahan ini bermula ketika FJ yang merupakan warga Kabupaten Kulonprogo ini dimintai tolong oleh tetangganya yang bernama Muh Hadi alias Kelik untuk mencari istrinya yang sudah empat bulan tidak pulang.
Dari informasi yang diperoleh keduanya, istri Kelik pergi bersama seorang laki-laki bernama Haryono dan beberapakali terlihat di wilayah Pantai Pandansimo.
Malam sebelum kejadian, lanjut Kapolsek, sekitar pukul 22.30 wib keduanya sepakat untuk mencari di Pandansimo. Namun, karena motor FJ dirasa bermasalah, ia berinisiatif menitipkannya ke rumah SS yang diakui sebagai teman lamanya.
"Saat itu rumah kosong karena SS sedang rapat persiapan pencalonannya di Trimurti, Srandakan. Tapi FJ tetap meninggalkan motor di situ dan berboncengan dengan kelik ke Pandansimo," ujar Suhardi.
Saat pulang, FJ tidak diantar sampai rumah SS. Melainkan turun di jalan yang cukup jauh. Namun, saat mendekati rumah, ia melihat ada banyak warga berkumpul dan membuat FJ ketakutan. FJ kemudian mengirim pesan singkat ke SS yang kemudian oleh si Caleg nomor urut dua itu justru disuruh masuk namun melalui pintu belakang.
Sesaat kemudian mertua SS, yakni Tedjo beserta puluhan warga mendatangi rumah itu. Mereka menanyakan keberadaan orang yang ada di dalam rumah.
Saat itu, SS mengelak adanya orang lain di rumahnya. Namun, untuk memastikan, Tedjo lantas masuk ke dalam rumah dan menemukan FJ yang bersembunyi di balik pintu.
"FJ dipukul oleh warga di bagian pipi kanannya. Lalu ada juga yang hendak membacoknya menggunakan parang. Karena itu, ia mengeluarkan pistol agar warga mundur," kata Kapolsek.
Meski Suhardi menyakini tak ada perselingkuhan, namun oknum polisi yang bersangkutan tetap proses karena dinilai telah melanggar disiplin. Bahkan, diduga jika FJ selama ini bertindak sebagai salah satu tim sukses SS.
"Ada dua pelanggaran yang menjadi sanksi disiplin. Satu, ia masuk rumah orang malam-malam. Dua, Polisi dilarang jadi juru kampanye atau tim sukses mencari massa dalam pemillu," katanya.
Terkait hal itu, Kapolres Bantul, AKBP Surawan mengatakan, bahwa FJ saat ini sedang ditangani provost Polres guna pemeriksaan lebih lanjut. Pihaknya belum dapat memberikan banyak keterang tekait kasus ini.
Sementara itu, suami SS, yakni Agus W saat ditemui di Mapolsek Srandakan ketika mendampingi istrinya saat menjalani pemeriksaan, mengungkapkan bahwa sebenarnya ada kesalahpahaman pada warga. Sebab, ia dan FJ sudah kenal cukup akrab dan juga teman semasa SMA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar